Review Komik Hima-Ten! Pada November 2025 ini, saat Weekly Shonen Jump merayakan tahun ketiganya dengan serial baru yang segar, “Hima-Ten!” tetap jadi oase tenang di tengah hiruk-pikuk aksi berat. Manga romance slice-of-life karya Genki Ono ini, yang debut Juli 2024, kini capai chapter 66 dengan pembaca setia yang naik 20 persen sejak awal tahun. Kisahnya ikuti Himari, presiden OSIS ambisius yang pintar tapi kikuk soal hati, saat ia terjerat romansa tak terduga dengan teman sekelasnya yang santai. Di era manga 2025 yang penuh isekai dan battle royale, “Hima-Ten!” standout karena kelembutannya: bukan ledakan emosi dramatis, tapi momen kecil yang bikin hati berdegup. Tren terkini? Adaptasi anime potensial yang dibicarakan di forum global, dengan chapter mingguan yang tambah elemen musim hujan untuk nuansa hangat. Bagi yang cari bacaan ringan tapi mendalam, ini bukan sekadar komedi romantis; ia cermin kehidupan remaja yang relatable. Mari kita ulas lebih dalam, dari alur yang mengalir alami hingga visual yang manis, supaya kamu paham kenapa manga ini layak jadi teman akhir pekan. BERITA TERKINI
Alur yang Hangat dan Bertahap: Review Komik Hima-Ten!
Inti pesona “Hima-Ten!” ada di alurnya yang pelan tapi pasti, seperti secangkir teh hangat di pagi musim gugur. Cerita buka dengan Himari, siswi SMA kelas dua yang jadi presiden OSIS dengan otak CEO-nya yang tajam—ia rencanakan festival sekolah seperti proyek bisnis, tapi gagal total saat urusan hati. Twist ringan: ia bertemu Akira, cowok biasa yang kerja paruh waktu di toko permen, dan dari situ lahir romansa tak sengaja lewat momen kecil seperti bagi permen atau bantu dekorasi kelas. Hingga chapter 66 yang rilis awal November, alur capai arc “Festival Musim Hujan”, di mana Himari sadar perasaannya secara geometris—dari denial lucu ke pengakuan malu-malu, tanpa paksaan plot twist besar.
Elemen slice-of-life mendominasi: chapter 38 soroti Himari yang panik saat Akira bantu ia belajar masak, hasilnya kekacauan dapur yang bikin pembaca tertawa. Tak ada villain jahat atau rahasia gelap; konflik datang dari hal sehari-hari, seperti tekanan ujian atau salah paham teman. Di chapter 62, flashback ke masa kecil Himari ungkap akar ambisinya, tambah kedalaman tanpa bikin berat. Alur ini tak linier sempurna; ia lompat antar hari sekolah dengan transisi halus, seperti panel hujan deras yang simbolisasi emosi Himari. Tren 2025 puji ini: manga romance seperti “Hima-Ten!” unggul karena tak buru-buru, biarkan pembaca rasakan pertumbuhan alami. Hasilnya, setiap chapter terasa seperti episode TV pendek—singkat, manis, dan bikin nunggu minggu depan. Alur hangat ini ajak renung: romansa sejati lahir dari rutinitas, bukan keajaiban mendadak.
Karakter yang Menggemaskan dan Relatable: Review Komik Hima-Ten!
Karakter di “Hima-Ten!” adalah jantung yang bikin manga ini terasa dekat, hindari stereotype dengan beri nuansa nyata pada setiap tokoh. Himari, protagonis utama, dimulai sebagai tipe presiden sempurna: rambut rapi, catatan lengkap, tapi kikuk saat Akira senyum—momen seperti itu bikin ia “self-aware” CEO-brain-nya, lucu sekaligus endearing. Evolusinya organik: dari chapter 1 yang penuh denial, kini di 66 ia belajar terima kelemahan, seperti saat bantu Akira di toko permen dan sadar betapa ia butuh istirahat. Ia tak ideal; keraguan soal masa depan kuliah tambah lapisan, buat pembaca SMA ikut mikir.
Pendukungnya tak kalah menggemaskan: Akira, si cowok santai dengan senyum malas, jadi foil sempurna—ia ajari Himari nikmati momen kecil, seperti bagi permen rasa stroberi yang simbolisasi manisnya hubungan mereka. Teman Himari, seperti sahabat tomboi yang suka olahraga, tambah dinamika grup: ia dorong Himari keluar zona nyaman tanpa judgemental. Di chapter 57, interaksi kelompok saat festival tunjuk persahabatan yang hangat, dengan candaan ringan yang bikin panel-panel penuh tawa. Karakter sampingan seperti guru OSIS yang bijak atau pelanggan toko permen beri warna, tanpa curi spotlight. Tren 2025 soroti ini: manga slice-of-life unggul karena karakter relatable, bukan overpowered—Himari bukan heroine sempurna, tapi gadis biasa yang tumbuh lewat kesalahan kecil. Dinamika romansa halus, tanpa ciuman paksa; ia bangun dari tatapan malu-malu dan bantu tugas, bikin pembaca rooting untuk mereka. Karakter ini bikin cerita hidup, penuh momen “aha” yang bikin hati meleleh.
Ilustrasi yang Manis dan Ekspresif
Yang bikin “Hima-Ten!” visualnya standout adalah ilustrasi Genki Ono yang lembut dan detail, cocok banget untuk nuansa slice-of-life. Panel-panel penuh ekspresi wajah: mata Himari melebar saat panik, atau pipi merona saat Akira dekat—gaya chibi lucu di momen komedi kontras dengan shading halus saat renungan. Di chapter 66, adegan hujan deras digambar dengan garis halus yang alir seperti air, simbolisasi emosi Himari yang “basah” oleh perasaan baru, tanpa overdo efek dramatis.
Latar belakang sekolah dan toko permen digambar hidup: rak permen berwarna-warni dengan detail label, atau kelas berantakan pas festival, bikin pembaca rasakan atmosfer. Transisi panel mulus, dari close-up tangan Himari pegang permen ke wide shot tawa grup, tanpa terasa kaku. Warna digital di release VIZ tambah manis: pink lembut untuk momen romantis, biru sejuk untuk hujan. Tren 2025, manga seperti ini dipuji karena seni yang support cerita—bukan flashy action, tapi ekspresif emosi yang bikin chapter pendek terasa kaya. Ilustrasi tak hanya cantik; ia ceritakan cerita: bayang panjang di toko permen saat Himari curhat, atau bintang kecil di mata Akira saat senyum. Bagi fans visual, ini feast ringan: manis, detail, dan tak pernah membosankan, terutama arc festival yang penuh panel grup dinamis.
Kesimpulan
“Hima-Ten!” di November 2025 adalah manga romance slice-of-life yang manis sempurna, dengan alur hangat bertahap, karakter menggemaskan relatable, dan ilustrasi ekspresif yang melelehkan hati. Dari denial Himari di chapter 1 hingga pengakuan halus di 66, cerita ini bukti genre bisa sederhana tapi mendalam, tanpa butuh ledakan besar. Bagi pemula, mulai dari awal untuk rasakan pertumbuhan; bagi penggemar lama, arc musim hujan ini obat haus. Di tengah manga berat, judul ini ingatkan: kebahagiaan lahir dari momen kecil, seperti permen manis di tangan orang terkasih. Rating 8.8/10, pantas ditunggu chapter 67 minggu depan. Selamat membaca, dan siapkah kamu jatuh cinta lewat hal-hal sederhana?