Review Komik Gachiakuta

Review Komik Gachiakuta

Review Komik Gachiakuta. Pada 6 Oktober 2025, chapter terbaru “Gachiakuta” karya Kei Urana baru saja rilis di Weekly Shonen Magazine, langsung jadi sorotan berkat backstory Amo yang penuh pukulan emosional, bikin fans di Crunchyroll dan Twitter heboh sambil nunggu episode anime lanjutan. Serial ini, yang mulai 2022, lagi-lagi bukti dominasinya: anime adaptasinya dari Bones Film jadi most viewed Summer 2025 di Crunchyroll, unggul atas kompetitor seperti Spy x Family season 3. Di tengah event GACHIAKUTA Beginning Exhibition “DROP” yang baru buka di Tokyo Gallery X by Parco sampe 13 Oktober, manga ini tak cuma hibur—ia gali tema sampah sosial dan balas dendam dengan cara yang gelap tapi adiktif. Dengan pujian dari Atsushi Ohkubo (Soul Eater) yang sebut Urana successor-nya, “Gachiakuta” bukan lagi underdog; ia jadi harapan baru shonen pasca-Jujutsu Kaisen. Di usia tiga tahun, apa yang bikin seri ini tetap ngegas? Kita review ulang, dari plot hingga pesonanya yang bikin pembaca tak bisa berhenti scroll.  BERITA BASKET

Ringkasan dari Komik Ini: Review Komik Gachiakuta

“Gachiakuta” ikuti Rudo, pemuda dari Abandoned Sector—kawasan kumuh di mana orang miskin dibuang seperti sampah oleh masyarakat elit yang hidup di atas awan. Lahir dari ayah pembunuh bayaran dan ibu korban, Rudo punya kemampuan unik: manipulasi sampah jadi senjata mematikan, dari bola besi rongsok jadi tinju raksasa. Cerita buka brutal: Rudo dituduh salah atas pembunuhan teman masa kecilnya, Enjin, lalu dilempar ke Abyss—lubang raksasa penuh monster sampah. Di sana, ia selamat dan bangkit sebagai anggota Cleaners, kelompok underground yang buru ghoul (makhluk dari sampah jiwa orang mati) untuk bersihkan kota.

Perjalanan Rudo lanjut saat ia rekrut teman seperti Zanka si pemarah, Tenma si idealis, dan Amo si misterius yang chapter terbaru gali backstory-nya sebagai korban eksperimen elit. Konflik utama bangun lewat perang melawan Heaven’s Cleaners, polisi elit yang sebenarnya korup, di mana Rudo hadapi dilema: balas dendam atas kematian Enjin versus lindungi yang lemah. Chapter 96 terbaru klimaks di arc Abyss dengan pertarungan epik Rudo lawan ghoul raksasa, ungkap rahasia Enjin yang hidup sebagai eksperimen. Dengan 96 chapter kumulatif, cerita per chapter sekitar 20 halaman, fokus progression Rudo dari sampah masyarakat jadi pemberontak, tapi tak lupa flashback emosional yang bikin pembaca nyesek soal isu kelas sosial.

Alasan Komik Ini Sangat Populer: Review Komik Gachiakuta

“Gachiakuta” meledak berkat seni Urana yang gila: desain sampah sebagai senjata—dari kaleng bekas jadi perisai bergerigi—bikin panel action terasa chaotic tapi epik, mirip Soul Eater yang Ohkubo puji sebagai successor. Serialisasi di Magazine sejak Januari 2022 cepat adaptasi anime Juli 2025, yang dorong penjualan volume ke jutaan copy, terutama pasca-most viewed di Crunchyroll Summer 2025. Di 2025, chapter mingguan selalu tren, dengan episode Amo terbaru yang “riveting tapi heavy” bikin fans binge ulang di situs seperti gachiakuta.net.

Di media sosial, exhibition Tokyo baru-baru ini tarik ribuan, lengkap display original art dan merch sampah-themed, sementara TikTok penuh challenge reka senjata dari barang bekas. Popularitasnya naik karena mirip Chainsaw Man soal anti-hero gritty, tapi lebih fokus kritik sosial seperti diskriminasi kelas—resonan di Gen Z yang muak trope shonen klise. Dengan rating 8.5 di MyAnimeList dan diskusi Reddit penuh teori ghoul, seri ini staple di daftar “best dark shonen 2025”, bukti kenapa Urana disebut talenta Magazine masa depan.

Sisi Positif dan Negatif Komik Ini

Positif “Gachiakuta” ada di worldbuilding yang kotor tapi kaya: kota bertingkat di mana elit buang sampah literal dan metaforis digambarkan detail, dari Abyss berbau busuk sampe Heaven’s Cleaners yang munafik, bikin imajinasi pembaca liar. Seni Urana dinamis—panel splash penuh debris dan efek cahaya bikin pertarungan terasa visceral, terutama saat Rudo’s trash fist hancurkan musuh. Karakter Rudo berkembang organik: dari impulsif marah jadi pemimpin ragu, didukung sidekick seperti Zanka yang lucu tanpa curi spotlight. Chapter Amo terbaru beri kedalaman emosional, dengan pacing yang seimbang action dan lore tanpa info-dump. Banyak fans kasih 9/10 karena “dark fantasy enjoyable” yang motivasi beli anime Blu-ray, plus potensi season 2 yang bisa jadi event besar.

Negatifnya, cerita kadang overload subplot ghoul collector yang bikin timeline bingung—seperti arc Heaven’s Cleaners yang terlalu panjang pasca-volume 5. Art awal agak cluttered, karakter sampingan seperti Tenma terlalu trope-ish (pemuda idealis), dan gore berat bisa overwhelming bagi pembaca kasual. Di review, ada yang kasih 7/10 untuk “pacing goyah” di episode heavy seperti Amo, sementara schedule Magazine ketat tambah kritik soal unfinished panel. Beberapa sebut ending arc terlalu cliffhanger berulang, bikin frustasi nunggu minggu depan. Meski begitu, kekurangan ini tak samar kekuatan utamanya—ia tetap lebih kuat sebagai binge read daripada analisis sempurna.

Kesimpulan

“Gachiakuta” di Oktober 2025 tetap jadi sampah berharga shonen, dari ringkasan perjuangan Rudo di Abyss hingga popularitas berkat anime hit dan exhibition Tokyo, dengan positif seni chaotic kalahkan negatif subplot berantakan. Bukan cuma hack-and-slash, ia renungan soal sampah sosial yang bikin pembaca mikir dua kali soal buang-buang. Saat chapter Amo rilis dan Crunchyroll rayakan viewership, seri ini bukti: dari tumpukan rongsok, bisa lahir pedang tajam. Kalau belum mulai, ambil volume 1 sekarang—atau re-read untuk rasain lagi bau Abyss itu. Siap bersihkan dunia Anda sendiri?

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *