Review Komik Hunter x Hunter. Pagi ini, 10 Oktober 2025, penggemar Hunter x Hunter dihebohkan oleh tweet terbaru dari Yoshihiro Togashi, kreator serial legendaris itu. Dalam update singkatnya, Togashi bagikan progres penulisan dialog untuk batch chapter baru, lengkap dengan sketsa Pangeran Kakin yang sedang dikerjakan—sebuah tanda bahwa Succession Contest arc, yang terhenti sejak chapter 410 akhir 2024, mungkin segera lanjut. Ini datang pasca spekulasi panas di Reddit dan Instagram bahwa fans bakal “feasting” dengan rilis massal, setelah hiatus 305 hari yang bikin komunitas gelisah. Dengan chapter terakhir rilis Desember lalu, kembalinya Togashi seperti janji manis di tengah dominasi manga baru seperti Jujutsu Kaisen. Sebagai review terkini, artikel ini selami esensi komik yang penuh misteri dan petualangan ini, menilai apakah ia masih layak jadi prioritas bacaan di rak digital Anda tahun ini. BERITA BOLA
Ringkasan dari Komik Ini: Review Komik Hunter x Hunter
Hunter x Hunter berlatar di dunia di mana manusia berbagi planet dengan makhluk aneh seperti Chimera Ants dan Nen users—sistem energi yang bikin sihir terasa ilmiah. Tokoh utama Gon Freecss, bocah berusia 12 tahun yang yatim piatu, berpetualang cari ayahnya, Ging, seorang Hunter elite yang langka. Bersama sahabatnya—Killua Zoldyck si pembunuh bayaran yang cari kebebasan, Kurapika sang balas dendam Klan Kurta, dan Leorio si calon dokter ambisius—Gon ikuti ujian Hunter yang brutal, penuh teka-teki dan pertarungan.
Cerita berkembang lewat arc ikonik: Hunter Exam yang test fisik dan moral, Yorknew City di mana Kurapika lawan Phantom Troupe, Greed Island game RPG magis ciptaan Ging, dan Chimera Ant arc klimaks dengan Meruem si raja semut yang ubah perspektif hidup-mati. Saat ini, seri fokus Succession Contest di kapal Black Whale menuju Dark Continent—arc terpanjang dengan 70+ chapter terakhir, di mana Kurapika jadi bodyguard Pangeran Woble, sementara Hisoka buru Chrollo, dan Illumi manipulasi keluarga Zoldyck. Dengan Nen ability seperti Gon’s Jajanken atau Killua’s Godspeed, plot penuh twist politik, etika, dan pertarungan Nen yang kompleks. Sampai chapter 410, cerita tinggalkan cliffhanger soal konspirasi pangeran dan ancaman Nen guardian, siap lanjut dengan batch baru Togashi.
Kenapa Komik Ini Sangat Untuk Dibaca: Review Komik Hunter x Hunter
Di 2025, saat manga shonen makin berat tema seperti Chainsaw Man, Hunter x Hunter tetap standout karena keseimbangan cerdas antara aksi dan filsafat. Pertama, pacing-nya masterpiece: arc pendek seperti Heaven’s Arena cepat dan fun, sementara Chimera Ant lambat tapi dalam, bikin setiap chapter punya payoff—ideal untuk baca via Viz app di sela kerja. Seni Togashi, dengan garis detail dan panel inovatif seperti Nen aura yang visual, berkembang dari sederhana ke epik, terutama di Succession arc di mana kapal jadi labirin politik.
Lebih dari itu, tema pencarian identitas dan batas manusia resonansi kuat di era self-discovery ini—Gon’s naif vs. Killua’s trauma ajarin bahwa kekuatan sejati dari hubungan, bukan solo grind. Dengan update Togashi hari ini soal dialog baru, seri ini kayak janji petualangan tak terduga, cocok bagi pemula atau veteran yang rindu. Bayangkan baca sambil kopi pagi: dari tawa atas Leorio’s greed hingga bulu kuduk saat Hisoka’s bloodlust. Singkatnya, Hunter x Hunter bukan cuma hiburan; ia guru hidup yang bikin Anda renung sambil excited nunggu chapter selanjutnya.
Sisi Positif dan Negatif dari Komik Ini
Hunter x Hunter punya kekuatan yang bikin ia abadi sebagai salah satu shonen terbaik, tapi hiatus Togashi jadi momok abadi. Positifnya, plotnya kompleks tanpa rumit: Nen system dengan En, Ko, dan Shu kasih kedalaman strategi, di mana pertarungan seperti Gon vs. Hisoka bukan brute force, tapi cerdas—setiap arc bangun dunia lebih luas, dari Yorknew’s mafia ke Dark Continent’s misteri. Karakter seperti Meruem, dari monster jadi filsuf, punya arc growth yang profound, tambah emosi tanpa melodrama. Seni Togashi indah, terutama splash page Chimera Ant invasion, dan dampak budayanya? Anime 2011 tembus 148 episode, rating MyAnimeList 9.0/10 untuk manga, plus inspirasi game dan cosplay global—bukti ia sukses blend adventure dengan tema dewasa seperti genosida dan ambisi.
Tapi, negatifnya tak terbantahkan. Hiatus panjang—seperti sekarang 10 bulan sejak chapter 410—bikin frustrasi, Togashi sering batal karena sakit punggung, tinggalkan fans di cliffhanger. Pacing arc panjang seperti Succession bisa overwhelming dengan 50+ karakter pangeran yang susah diingat, sementara awal cerita lambat bagi yang suka aksi instan. Beberapa twist, seperti Gon’s adult form, dikritik overpowered dan unresolved, plus fanservice minimal tapi elemen dark seperti pedofilia hint di Phantom Troupe bikin kontroversial. Seni kadang inkonsisten karena kesehatan Togashi, dengan panel rushed di volume akhir. Meski begitu, ini bukan fatal; justru bikin seri ini seperti mimpi setengah jalan yang worth tunggu.
Kesimpulan
Sepuluh bulan hiatus, Hunter x Hunter bangkit lagi dengan tweet Togashi 10 Oktober 2025 dan janji batch chapter baru—bukti petualangan Gon masih punya nyawa panjang. Dari ringkasan arc-nya yang penuh Nen dan misteri hingga alasan dibaca ulang, komik ini campur inteligensi dengan hype shonen murni. Ya, ada frustrasi hiatus dan kompleksitas berlebih, tapi positifnya—karakter ikonik dan plot genius—jauh lebih memikat. Jika rak Anda butuh manga yang ubah cara lihat dunia, mulai dari chapter satu via Shonen Jump; update terbaru bakal tambah api. Yoshihiro Togashi, terima kasih atas Hunter legendaris ini—di 2025 yang penuh wait, Hunter x Hunter ingatkan bahwa perburuan terbaik adalah yang tak terduga. Ini bukan cuma komik; ini undangan jadi Hunter di hidup sendiri.