Review Komik I Killed An Academy Player. Di November 2025, I Killed An Academy Player masih jadi manhwa fantasi paling dibicarakan di kalangan pembaca isekai. Serial ini, adaptasi novel populer, sudah tembus chapter 98 dengan update mingguan yang stabil. Cerita soal NPC biasa yang bunuh player utama game favoritnya langsung bikin penasaran—gimana kalau dunia game berubah total gara-gara satu pembunuhan? Dengan aksi pedang brutal, harem ringan, dan plot twist soal sihir gelap, komik ini campur humor absurd sama drama serius, cocok buat yang suka genre regression tapi pengen sesuatu yang lebih fresh. REVIEW FILM
Sinopsis Cerita yang Penuh Kejutan: Review Komik I Killed An Academy Player
Corin, gamer biasa, tiba-tiba jadi NPC minor di game RPG favoritnya: dunia academy sihir penuh elf, druid, dan monster. Dia tahu ending tragisnya—player utama, Sihu, bakal selamatkan dunia tapi bunuh ratusan NPC tak berdosa demi item. Tanpa pikir panjang, Corin bunuh Sihu di awal cerita, ambil alih peran hero. Tapi konsekuensinya brutal: tanpa player, timeline game kacau, musuh muncul lebih cepat, dan Corin harus rekrut teman sambil sembunyiin identitasnya.
Plot maju cepat dari arc pembunuhan ke akademi, di mana Corin latih skill pedang sambil urus harem tak sengaja: warrior cewek kuat, penyihir misterius, dan elf penyembuh yang jatuh cinta duluan. Chapter terbaru (98) fokus turnamen antar kelas, ungkap konspirasi soal “sub-player” yang bikin Corin ragu soal asal-usulnya. Cerita nggak cuma aksi, tapi eksplor tema nasib vs pilihan, dengan twist yang bikin pembaca tebak-tebakan akhirnya.
Karakter Utama yang Bikin Relate dan Dukung: Review Komik I Killed An Academy Player
Corin adalah MC idaman: cerdas, strategis, tapi dense banget soal romansa—dia rizz up cewek-cewek tanpa sadar, bikin scene harem lucu tapi nggak cringe. Dari gamer pemalas jadi knight pekerja keras, evolusinya terasa alami, penuh momen self-doubt soal “apakah gue pantas jadi hero?”. Sihu, si player mati, muncul via flashback sebagai antagonis psycho yang suka eksploitasi, tambah kedalaman soal moralitas game.
Side character kuat: Marie si druid tomboy yang loyal, dan Josephine penyihir tua yang mentor sambil crush diam-diam. Mereka nggak cuma waifu—punya arc sendiri, seperti Marie lawan trauma masa kecil atau Josephine rahasia vampirnya. Kritik kecil: harem kadang terasa forced di arc awal, tapi seiring cerita, chemistry tumbuh organik, bikin pembaca dukung Corin sepenuh hati.
Seni dan Aksi yang Memukau
Seni full-color di season kedua naik level: panel aksi pedang Corin lawan monster dinamis banget, dengan efek sihir yang vibrant tanpa overkill. Background akademi detail—dari aula batu kuno sampe hutan enchanted, semuanya immersive. Ekspresi wajah Corin pas awkward romance bikin ngakak, sementara scene gelap soal pembunuhan Sihu penuh tension.
Choreografi fight top-notch: duel spear vs sword campur magic formation, gerakannya fluid dan strategis, nunjukin Corin bukan OP instan tapi hasil latihan keras. Minusnya, beberapa chapter filler di arc training terasa repetitif, tapi overall, seni ini bikin manhwa beda dari kompetitor—lebih cinematic, kayak adaptasi anime siap pakai.
Kelebihan, Kekurangan, dan Update Terkini
Kelebihan utama: plot kreatif yang subvert trope isekai, campur comedy slapstick sama filosofi soal “saving everyone”. World-building kaya—sistem sihir berbasis elemen dan dewa-dewa yang intervensi plot—tanpa info-dump membosankan. Rating komunitas 8.5/10, banyak yang bilang “novel lebih detail, tapi manhwa lebih fun visually”.
Kekurangannya: romansa kadang test patience, terutama buat yang anti-harem, dan judulnya misleading—pembunuhan Sihu cuma awal, sisanya fokus growth. Adaptasi skip beberapa dialog novel, bikin side character kurang dalam di awal.
Update November 2025: Chapter 98 rilis 12 November, cliffhanger soal Corin hadapi “shadow player” yang mirip Sihu, tambah misteri regression. Season tiga direncanakan Q1 2026, dengan arc dungeon raid yang janji aksi lebih besar. Fans novel bilang manhwa tangkep esensi, meski pace lebih cepat.
Kesimpulan
I Killed An Academy Player adalah manhwa yang bikin genre isekai terasa baru lagi: lucu, intens, dan penuh hati. Dari pembunuhan pembuka yang shocking sampe pertarungan epik di akademi, cerita ini bukti Corin layak jadi hero baru. Meski ada stumble di romansa, potensinya buat endgame legendaris gede banget. Kalau lagi cari bacaan yang bikin ketawa sekaligus deg-degan, mulai sekarang—satu chapter aja cukup bikin kamu binge sampe pagi. Dijamin, dunia game ini bakal nempel di kepala lama!