Review True Beauty, Drama Remaja dengan Sentuhan Realistis. True Beauty, drama Korea yang tayang 2020-2021 sebanyak 16 episode, langsung jadi fenomena remaja global. Diadaptasi dari webtoon populer sejak 2018, cerita ini ikuti Lim Jugyeong, gadis SMA yang ahli makeup untuk sembunyikan wajah polosnya dari bullying. Dengan rating puncak 4,5 persen dan streaming jutaan kali, drama ini campur romansa ringan, komedi sekolah, dan kritik sosial tentang standar kecantikan. Hingga 2025, True Beauty tetap jadi comfort watch, terutama setelah rumor season kedua dan adaptasi internasional. Review ini kupas kenapa drama ini lebih dari sekadar “cinta segitiga”—ia cermin realistis masa remaja. BERITA BASKET
Karakter Utama yang Relatable: Jugyeong, Seojun, dan Suho: Review True Beauty, Drama Remaja dengan Sentuhan Realistis
Lim Jugyeong adalah hero remaja sejati—pintar tapi insecure, jenius makeup tapi takut wajah asli terlihat. Akting Moon Gayoung bikin transformasi dari “nerd” ke “dewi” terasa alami, terutama saat makeup luntur di hujan dan ia panik. Han Seojun, bad boy berhati emas dengan masa lalu tragis, beri vibe rockstar—Cha Eunwoo tunjukkan sisi lembut di balik dingin. Lee Suho, cowok dingin tapi protektif, punya trauma ayah bunuh diri—Hwang Inyeop buat karakternya kompleks, bukan sekadar rival.
Karakter pendukung tambah warna: Kang Soojin, saingan cantik yang ternyata korban tekanan orang tua; Ahn Hyunji, sahabat setia yang dukung Jugyeong tanpa syarat. Yang realistis: tidak ada villain murni—semua punya alasan, dari bullying masa kecil hingga ekspektasi keluarga. Perkembangan Jugyeong dari bergantung makeup ke percaya diri tanpa itu jadi arc terbaik, meski agak lambat di tengah.
Plot yang Manis tapi Tajam: Romansa dan Isu Sosial: Review True Beauty, Drama Remaja dengan Sentuhan Realistis
Cerita mulai dari Jugyeong pindah sekolah setelah bullying parah, belajar makeup dari video online, dan jadi idola baru. Love triangle dengan Seojun dan Suho beri ketegangan—Seojun ajar Jugyeong bersenang-senang, Suho beri dukungan diam. Twist besar: rahasia wajah polos terbongkar di episode 9, bikin Jugyeong depresi tapi akhirnya bangkit.
Drama tak lari dari realita—bullying cyber, body shaming, tekanan akademik, dan kesehatan mental dibahas halus. Episode tentang ayah Jugyeong yang pengangguran tunjukkan keluarga biasa, bukan chaebol kaya. Puncak emosional di konser Seojun dan reuni Suho dengan ayah—air mata penonton dijamin. Ending manis: Jugyeong kuliah seni, Suho jadi dokter, Seojun idol—tapi realistis, mereka tetap teman. Kritik kecil: subplot romansa kadang bertele, tapi overall, ritme 16 episode pas.
Produksi dan Dampak Budaya: Visual Cantik dan Pesan Positif
Sinematografi True Beauty seperti majalah remaja—warna pastel, close-up makeup tutorial, dan OST catchy yang langsung chart. Lagu seperti “Missing You” dan “Call Me Maybe” jadi ringtone massal. Kostum Jugyeong ikonik: seragam sekolah, gaun prom, dan transformasi sebelum-sesudah. Adaptasi webtoon setia 80 persen, tapi tambah backstory Suho yang lebih dalam.
Dampaknya besar—drama ini dorong diskusi kecantikan alami di media sosial, kampanye anti-bullying sekolah, dan tren makeup “no makeup look”. Di 2025, True Beauty masuk daftar drama klasik remaja, rating ulang tinggi di platform streaming. Banyak remaja bilang Jugyeong inspirasi: “cantik bukan hanya wajah, tapi hati”. Meski ada kritik love triangle klise, pesan self-love menang telak.
Kesimpulan
True Beauty adalah drama remaja yang pakai makeup sebagai metafor—di balik lapisan foundation, ada hati yang butuh diterima apa adanya. Karakter relatable, plot tajam, produksi memukau—semua buat 16 episode terasa singkat. Di era filter sempurna, drama ini ingatkan: true beauty lahir dari keberanian jadi diri sendiri. Kalau butuh tawa, tangis, dan motivasi, True Beauty tetap pilihan tepat di 2025. Tonton sekarang—mungkin, kamu juga temukan dewi di dalam diri.